Jumat, 08 Mei 2009

Pelabuhan Domestik Tanjung Balai

Speed menuju ke Batam sedang merapat di Pelabuhan
domestik Tanjung Balai Karimun yang selalu padat dan ramai

Selasa, 28 April 2009

Makro dan Mikro Kosmos

Kejadian falaq dan buruj sama seperti kejadian manusia. Falaq terbagi 7, samadengan tubuh manusia. Falaq terdiri dari 12 buruj, manusia juga terdiri dari 12 lobang. Dua mata, dua hidung, dua telinga, dua jalan kotoran, dua buah dada, satu mulut, dan satu pusat.
Enam buruj jurusan utara, 6 jurusan selatan. 6 lobang kanan, 6 lobang kiri.
Falaq 7 bintang tubuh manusia 6 kekuatan ; pendenganran, penciuman, perasa, penyentuh, pembicara.
Gerak manusia sama dengan bintang. Lahirmu terbitmu, matimu terbenammu.
Tubuh seumpama bumi, tulang adalah gunung, otak adalah tambang, urat adalah saluran, daging adalah tanah, rambut adalah tanaman, wajah adalah tumbuhan, wajah adalah timur, punggung adalah barat, kanan adalah selatan, kiri adalah utara, nafas angin bicara adalah guntur, tertawa seperti kilat, tangis adalah hujan, awan adalah mendung, tidur sama dengan mati, jaga adalah hidup, muda adalah musim panas, tua adalah musim dingin, tapak tangan 35 tulang, sama dengan tulang kaki. (Durratun Nasihin)









Jumat, 24 April 2009

Ketika Cinta Bertasbih

Diangkat dari novel karya Habibburahman El Shirazy. Ketika Cinta Bertasbih terdiri dari 2 seri dan populer di kalangan para pecinta buku tanah air. Hingga kini lebih dari 1 juta eksemplar novel tersebut laku terjual.
Sinemart Pictures jatuh hati untuk memfilmkannya dalam versi utuh. Yakni dengan mengambil lokasi asli seperti yang tertulis dalam setting novelnya, mencari pemain yang memiliki karakter tak jauh dari tokoh dalam novelnya melalui proses audisi, dan melamar Chaerul Umam untuk kembali menyutradarai film setelah selama 11 tahun vacuum dari kiprahnya sebagai sutradara.
Ketika Cinta Bertasbih berfokus pada perjalanan tokoh Azzam (M. Cholidi Asadil Alam), seorang mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Universitas Al Azhar Kairo-Mesir. Kuliahnya tertunda selama 9 tahun setelah ayahnya meninggal dunia, sehingga demi menghidupi dirinya dan keluarganya di Solo Azzam berdagang bakso dan tempe di Kairo-Mesir. Namun dari pekerjaannya itulah, ia menjadi terkenal di kalangan KBRI di Kairo, dan mempertemukannya dengan Eliana (Alice Norin), gadis cantik-modern, putri Dubes RI di Mesir.
Perjalanan hidup dan cinta Azzam yang berliku tidak sekedar memberikan pencerahan jiwa namun mengajak penonton untuk lebih mendalami rahasia Illahi dan memaknai cinta. Kehadiran Anna (Oki Setiana), seorang wanita Islami yang menggoda hati Azzam menjadi unsur yang mengikat keduanya dalam misteri cinta yang dikemas dalam sudut pandang yang sangat berbeda dari film-film drama romantis pada umumnya. Peran adiknya bernama Husna (Meyda Sefira), serta Furqan (Andi Arsyil)-teman kuliahnya yang juga berasal dari Indonesia dan terinfeksi AIDS merangkum perjalanan hidup Azzam menjadi sebuah cerita yang sangat bernilai.
Film ini didukung oleh belasan artis senior papan atas, seperti Deddy Mizwar, Didi Petet, Slamet Rahardjo, Ninik L Karim, Nungki Kusumastuti, bahkan sastrawan-Taufik Ismail pun muncul sebagai cameo. Ilustrasi musik dan soundtrack ditangani oleh Melly Goeslaw dan Anto Hoed. Krisdayanti pun tampil sebagai salah satu pengisi album soundtrack film Ketika Cinta Bertasbih.
Seluruh setting dalam novel dihidupkan dengan pengambilan gambar dari lokasi sebenarnya di Kairo-Mesir. Termasuk KBRI di Mesir, Sungai Nil, bahkan Universitas Al Azhar yang selama ini tidak memperbolehkan film asing melakukan syuting di lokasi tersebut. Separuh mahasiswa Indonesia asli yang menimba ilmu di Universitas Al Azhar Kairo-Mesir juga terlibat dalam proses pembuatannya.

Pantai Arena terletak di kampung Sidomoro Kelurahan Moro. Di seberang Kampung Pulau Moro. Pantai ini salah satu alternatif tempat yang dikunjungi oleh masyarakat Moro di hari libur. "Sudah ditetapkan sebagai salah satu tujuan wisata di Pulau Karimun," Kata Pak Mamat Ketua RW mempromosikan tempat ini. Namun pantai ini terlihat belum cukup terpelihara. Masih banyak sampah, pasirnya yang kotor, airnya agak keruh dan berlumpur, jalur transportasi yang masih sulit ditempuh karena jalannnya masih tanah dan kecil. Nampaknya ini berbanding lurus dengan kecilnya jumlah pengunjung. Otomatis pemeliharaannya pun jadi minim. Mudah-mudahan masyarakat Moro bisa menikamati pantai ini sebagai tempat wisata yang layak nantinya.